Debu yang Klise

on Senin, 16 Maret 2009


Keadilan yang telah lama hilang dan tiada pernah nampak kembali kecuali hanya harapan demi harapan saat membuka mata dipagi hari yang dipenuhi udara bercampur debu-debu klise.”

Jika Anda mendengar tentang Kalimantan Selatan,apa yang ada dibenak Anda?Hutan,pegunungan,bekantan,atau pasar terapung?Oh,ternyata yang terapung di Kalimantan Selatan bukan hanya pasarnya,tetapi juga kebijaksanaan yang menjadi janji manis kampanye(seperti halnya janji-janji yang bertebaran seantero negeri).

Baiklah,kita takkan sempat membahas masalah setiap janji yang ada,tidak saat ini tentunya.Yang akan kita diskusikan lebih ke arah “pertambangan” di Kalimantan Selatan menurut sudut pandang saya.Kita mulai sekarang?Amm..ok.

Jalan yang dibangun menggunakan uang rakyat,seharusnya menjadi sarana transfortasi yang bisa dinikmati oleh rakyat pula.Tapi tidak halnya yang terjadi di Kalsel (Kalimantan Selatan).Sekarang jalan tersebut dipergunakan oleh para pengusaha tambang batu bara memperkaya diri dan menebar bibit-bibit penyakit pada mereka yang sebenarnya menyisihkan setiap rupiah antara untuk makan dan membayar pajak.Memang,mereka para masyarakat juga berjalan di atas jalan yang mereka bangun,tapi jalan tersebut sungguh,sungguh tidak seperti yang seharusnya.Terdapat lubang dimana-mana,bahkan sering terjadi kecelakaan lalu lintas akibat parahnya kerusakan jalan raya tersebut.Hal ini terjadi tentu saja karena truk-truk batu bara yang lewat tidak henti-hentinya dengan beban jauh di atas betas maksimal.

Dan apa yang dikatakan para “pelindung masyarakat”?Ya!memang dikatakan bahkan dituliskan bahwa nanti masalah ketidakbenaran dan ketidakbecusan tersebut akan diatasi.Nanti??Sejak kapan dan sampai kapan?Jawabannya adalah sejak aktivitas pertambangan Kalsel dimulai berpuluh-puluh tahu yang lalu dan entah sampai kapan! Yah,katanya sih sampai pertengahan tahun 2009 ini(semoga saja benar-benar terealisasi)karena hal ini sudah disampaikan beberapa tahun lalu dan terus saja ditunda(sampai menjelang kampanye lagi,entah apa maksudnya).Ini kabar baik memang,tapi kenapa baru sekarang?Kenapa tidak dari dulu?Tidak sebelum anak-anak itu menderita sesak nafas saat ayahnya hanya menjadi kernet atau sopir truk batu bara yang mempertaruhkan nyawa demi sesuap nasi yang belum tentu dibawa pulang untuk mengisi perut hari ini!?kenapa!!??Jika teknis yang menjadi alasan,berarti perusahaan tersebut harus ditutup dan tidak boleh beroperasi sejak dulu karena belum bisa menyelesaikan masalah teknisnya sendiri.Bukankah sudah jelas bahwa setiap aktivitas industri haruslah memenuhi syarat-syarat baku mutu lingkungan?...Tidak!Saya sama sekali tidak sedang membicarakan peraturan(baru) yang salah itu,yang jelas –jelas dibuat berpihak pada mereka si Kaya yang rakus!Saya bicara tentang apa yang seharusnya dilakukan.Ooooo….jangan-jangan masalahnya adalah harga stelan jas dan sepatu mahal,mobil mewah yang bakal menarik perhatian,rumah bertingkat yang besaaar,atau tiket pesawat untuk keliling dunia?Apapun itu Pak,sekarang saudara-saudara “kita” tidak lagi bisa bebas bermain di halaman rumahnya karena debu,tidak tenang lagi di jalan raya karena truk-truk itu selalu bikin macet.

Dan sekarang bila Anda melintas di jalan yang di masksud,Anda bisa melihat kesamping,dimana dipinggir jalan rumah-rumah mewah nan megah nian milik para pengusaha batu bara Kalsel berjejer menggagahi gubuk-gubuk reot di kanan kirinya.Kenapa para penghuni gubuk ini berdiam diri saat hak-hak mereka direnggut?Tentu saja para pengusaha ini memanfaatkan sifat dari masyarakat Kalsel yang cenderung religi.Dan saya bagian dari masyarakat tersebut menghormati serta bangga akan sifat religius ini.Hanya saja,kenapa bisa dengan mudahnya para pengusaha mencuci uang mereka hanya dengan membangun fasilitas ibadah menggunakan seujung kuku uang yang mereka dapat dari merampas hak-hak masyarakat itu sendiri?

Ironis mengiris memang.Tapi aku bukan siapa-siapa.Aku masih belum tahu apa yang bisa dilakukan untuk ini.Apa yang harus dilakukan jika yang hitam telah nampak seperti putih,dan yang putih kadang telah terlihat hitam.Ini bukan dan tidak sekedar benar dan salah,karena hidup ini tidak hanya ada yang benar dan yang salah.Tidak hanya ada hitam dan putih.”It’s not about black and white”.



1 komentar:

Rama mengatakan...

Oooow,,, !!
Ikut mampir yah^^,,, !!
Sama Neh Templete nya ma quw^^,,, !!
Tpe lebih keren punya kamu key nyah^^,,
Di tunggu yah kunjungan balik nya^^!

Posting Komentar